GENS UNA SUMUS

KITA ADALAH SATU KELUARGA

Sabtu, 21 April 2012

Nilai Buah catur
Diawal bermain catur, yg paling pertama dipelajari adalah nilai materi, secara umum sebuah menteri diberi nilai 9, benteng 5, gajah 3,5 dan kuda 3, tapi ini hanyalah penilaian dipermulaan permainan.
Pemberian nilai ini bertujuan memudahkan perhitungan shg tdk terjadi pertukaran yg tdk berimbang misalnya benteng dipertukarkan dgn kuda.
Harus dipahami bahwa seluruh nilai buah pd catur bukanlah suatu perjanjian belaka, melainkan berdasarkan kekuatan riel (daya kerja) buah tsb, jadi benteng bernilai 5 dan kuda hanya 3, tdklah karena dunia catur bersepakat untuk itu, tapi karena kemampuan bekerja sebuah benteng memang lbh baik dari kuda.
Jika kita sdh bisa memahami bahwa nilai buah ditentukan oleh kinerjanya, maka penempatan perwira pada pembukaan sampai dgn babak tengah, mestinya diupayakan perkembangannya agar menempati petak2 dimana perwira tsb dpt bekerja maksimal.
Jadi pd fase opening jgn membiasakan diri sekedar mengeluarkan buah saja, sebab catur sebenarnya adalah permainan yg sgt efektif. Itulah yg disebut tempo pada pembukaan, dan karena itu pula salah satu dari hukum pembukaan mengajarkan, jgn melangkahkan satu buah ber-kali2. Seharusnya setiap pengembangan perwira di pembukaan sdh direncanakan untuk mendukung strategi permainan di babak tengah.

Oleh sebab nilai sebuah perwira tergantung pd kinerjanya, maka sebenarnya nilai buah itu tdk statis dan ber-ybah2, artinya sebuah gajah tdklah selamanya bernilai 3,5 atau kuda bisa saja dinilai 3,5 bahkan 4 jika berada pd posisi sgt baik dan mempengaruhi permainan.
Misalnya gajah hitam yg tersudut di h8 dan terkunci oleh bidak lawan di f6, tentu tdk lagi bernilai 3,5, paling banyak dinilai 2,5 sebab untuk membebaskan diri, gajah tsb harus dipertukarkan dgn bidak f6 dan pengawalnya.
Demikian pula dgn sebuah benteng yg terkurung dlm suatu kerangka bidak dan tdk mempunyai jalur bebas tentu nilainya sdh berkurang dan bukan 5 lagi.
Pecatur ahli akan senantiasa mengevaluasi kembali jumlah nilai buah yg tersisa diatas papan, berdasarkan posisi buah masing2 untuk menentukan rencana strategisnya, inilah yg disebut penilaian material pada permainan catur.

Pengetahuan tehnis mendalam dan filosofi utama penilaian buah pd permainan catur, menghubungkan kita pada nilai keberadaan seseorg manusia bagi lingkungannya.
Manusia adalah mahluk sosial sdh sgt dipahami, tetapi arti dari kesosialan tsb sesungguhnya sgt luas.
Salah satu yg terpenting dari pengertian kesosialan manusia adalah menyadari bahwa setiap org terikat pada, : "hukum keteraturan hidup manusia."
Ini berarti berada pd rel keteraturan bermasyarakat akan membuat seseorg dpt bergaul dan berkumpul dgn semua org disekitarnya tanpa saling merugikan. Sebaliknya tdk mematuhi hukum keteraturan akan berbenturan dgn semua org disekeliling dan menyulitkan diri sendiri.

Pada pengetahuan Islami, ini disebut sebagai Sunnatullah, manusia dikarunia akal budi agar mampu memilih yg baik dan menghindari yg tdk baik.
Satu2nya yg saya setujui pada pandangan Karl Marx adalah " manusia adalah mahluk yg bekerja."
Manusia sebagaimana tujuan hidupnya yaitu mencapai kebahagiaan, tentu harus bekerja, supaya dpt memenuhi kebutuhan moril dan materilnya.
Selain berguna untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi, bekerja asasinya adalah untuk membangun harga diri seseorg.

Keadaan ini kembali dpt dihubungkan antara persepsi catur mengenai gajah buruk atau perwira yg tdk bekerja maksimal dgn seseorg yg tdk melakukan kegiatan bersifat sosial ekonomi dikesehariannya, atau bahkan seorg yg sukses secara ekonomi tapi tdk bermanfaat apapun terhadap lingkungannya, tentu org2 seperti ini adalah Gajah buruk yg bernilai lbh rendah daripada org yg hidup tertib dlm koridor keteraturan dan berguna pada sekitarnya.

Keteraturan Sunnatullah, membebaskan setiap org untuk memilih pekerjaan yg mempunyai prospek bagi dirinya, tetapi sekaligus juga mewajibkan bekerja keras dan sungguh2 guna mencapai prestasi kerja tertingginya, untuk pada gilirannya akan dijadikan sumbangsih bagi kemashlahatan disekitarnya.
Jika seseorg mampu mencapai ini, maka dia adalah "gajah Bagus" bernilai lbh dari 3,5. Tentu menjadi gajah bagus bukanlah suatu kewajiban melainkan pencapaian prestasi, tetapi menjadi gajah yg harus tetap bernilai 3,5 adalah Sunnatullah, sebab menjadi gajah buruk, kehilangan sebahagiaan dari nilainya adalah kecelakaan atau kematian moral bagi seorg manusia.

Intisari " Philosophy of labour" yg ditulis oleh Leen houwers, pada bab IX, tentang kerja dan waktu senggang, menjelaskan tdk semua hal yg dilakukan dpt disebut pekerjaan, menikmati keindahan alam, berenang, main kartu, berolahraga tdk bisa disebut bekerja, maka timbul pertanyaan apakah yg bisa dianggap sebagai bekerja?.
Jawabannya sebenarnya tidaklah mudah, dan tolok ukurnya berada pada diri masing2. Seseorg bermain bolakaki tentu tdklah bisa disebut bekerja, tapi bagi pesepakbola bergaji ini merupakan pekerjaan serius.
Mahasiswa membaca novel sbg kesenangan, berbeda dgn mahasiwa lain yg membaca novel yg sama guna menyiapkan skripsinya, pada mahasiswa yg ke 2 ini, dia dpt dianggap sedang bekerja.
Pecatur pun seperti itu, bermain catur hanya sekedar untuk ber-senang2, (maaf) bertaruh, atau bahkan menjadi guru privat bagi anak yg tdk serius meskipun dgn bayaran bagus, dan tdk dikerjakan dgn sungguh2 pula, janganlah dianggap sbg melaksanakan suatu pekerjaan, sebab itu tdk produktif dan tdk ada manfaatnya.
Sebaliknya bermain catur dgn serius untuk mempersiapkan diri menghadapi suatu event, misalnya pelatda PON dan ber-cita2 meraih medali, atau mengajari (melatih) anak serius dgn sungguh2 untuk cita2 besar kedepan, justru adalah suatu yg pantas dikerjakan.
Seorg salesman bergaji dan dibayar dgn uang transport dn uang makan, tapi tdk melaksanakan pekerjaan dgn benar, keluar kantor hanya untuk menghabiskan waktu dgn mengobrol kesana kemari, pasti tdklah dpt dianggap sebagai sedang bekerja.
Dalam kasus tulisan2 inipun, saya tdk menganggap diri saya sedang bekerja, sebab saya bukan penulis dan tdk bermaksud mengomersialkannya dlm bentuk buku, bagi saya mendiskusikan sesuatu secara bermanfat, untuk mengingatkan org lain dan diri sendiri adalah bentuk ibadah.

Bagi seorg manusia yg terpenting adalah terus menerus belajar dan berusaha memperluas horison atau batas pandangannya. Horison inilah yg oleh para ahli teori dikatakan sebagai mempengaruhi cakrawala berpikir seseorang.

Kita adalah para pecatur yg mengerti dgn baik bahwa kita tdk akan pernah mau menjadi gajah buruk, bidak terkebelakang, kuda disisi papan, atau buah2 catur yg tdk produktip.
Kita harus selalu memperlihatkan eksistensi dan keberadaan kita dgn positip pada lingkungan dimanapun berada.
Pecatur adalah kaum pejuang, tdk pernah mau dikalahkan lawan apalagi oleh diri sendiri. GENS UNA SUMUS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar